Dalam pembahasan
tentang TATAKRAMA DALAM BAHASA SUNDA sudah disebutkan bahwa tingkatan bahasa
dalam bahasa Sunda ada tiga, yaitu : bahasa
halus ( Sunda : basa lemes ), bahasa menengah / standar ( Sunda :
basa wanoh / loma ), dan bahasa kasar
( Sunda : basa kasar ). Bahasa halus digunakan untuk menghormati lawan bicara.
Bahasa menengah untuk menunjukkan keakraban. Dan bahasa kasar hanya digunakan
untuk binatang.
Jadi setiap kata dalam
bahasa Sunda ada tingkatannya. Tapi seiring berjalannya waktu banyak tingkatan kata
yang tidak dikenal lagi. Sehingga ada kata yang seolah tidak bertingkat. Ini bisa
jadi akibat jarang digunakan, atau memang begitu sejak dahulu.
Contoh Tingkatan Kata :
Untuk memudahkan
teknis penulisan, Penulis menggunakan sistimatika sbb : Bahasa Indonesia = bahasa
halus / bahasa standar / bahasa kasar. Adapun kata yang masih perlu ditelusuri,
untuk sementara diganti dengan titik tiga ( … ). Hal ini untuk menghindari
kesalahan lebih fatal.
TUBUH MANUSIA :
Kepala = mastaka /
sirah / hulu, babatok
Rambut = rambut / buuk
/…
Wajah = raray,
pameunteu / beungeut /…
Kening = taar / tarang
/ …
Alis = halis / halis /
…
Mata = soca / panon
/mata
Hidung = pangambung /
irung / dedemes, cungur
Pipi = damis / pipi /…
Telinga = cepil /
ceuli / …
Mulut = baham /…/
sungut
Bibir = lambey / biwir
/…
Gigi = waos / huntu /…
Dagu = angkeut / gado
/ …
Tubuh = salira / awak
/ …
Pundak = …/ taktak /…
Punggung = pungkur / tonggong
/ …
Perut = patuangan /
beuteung / …
Pinggang = angkeng /
cangkeng / …
Kaki = sampean / suku
/ cokor, ceker
Tangan = panangan /
leungeun / kokod
Contoh penggunaan :
Dina mastaka bapa aya kembang jambu ( di
kepala bapa ada bunga jambu )
Dina sirah kuring aya kembang jambu ( di
kepala saya ada bunga jambu )
Dina hulu ucing aya kembang jambu ( di
kepala kucing ada bunga jambu )
Catatan : untuk penerapan
pada binatang tidak selalu harus
dengan bahasa kasar, dapat juga digunakan bahasa menengah, asal jangan bahasa
halus.
Contoh :
Suku kuda ( suku bahasa menengah, boleh dipakai untuk kuda )
Sampean kuda ( sampean bahasa halus, tidak boleh dipakai untuk kuda sebab akan
terasa janggal / lucu )
( Bersambung…)
Ditulis oleh : Mang Nanang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar